Senin, 18 Juli 2016

Model Komunikasi

Model Komunikasi


nama     : Achmad yani
Nim      : 1410121075
Jurusan : Komunikasi (Broadcasting)
MODEL DASAR KOMUNIKASI
A.    Model Lasswell
Menurut  Harold D Lasswell, persoalan kounikasi menyangkut 5 (lima)pertanyaan sederhana sebagai berikut :
1.      WHO? (siapa?)
2.      SAYS WHAT? (mengatakan apa?)
3.      IN WHICH CHANNEL? (melalui saluran apa?)
4.      TO WHOM? (kepada siapa?)
5.      WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat apa?)
Formula lasswell tersebut diatas secara sederhana dapat digambarkan dalam model sebagai berikut :

1: Komunikator.... Analisi Sumber/Kontrol
2:Pesan................. Analisis Isi Pesan
3:Medium............. Analisis Media
4:Khalayak........... Analisis Khalayak
5:Akibat............... Analisis Dampak
Model Komunikasi Klasik dari Lasswell ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihal pertama (komunikan), dan karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif ataupun negative. Dan hal ini, menurut lasswell banyak ditentukan oleh bentuk dan cara penyampaiannya. Salah satu kelemahan dari model lasswell ini adalah tidak digambarkannya unsur feedback (Umpan Balik). Sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat linear/searah.


B.     Model Komunikasi Riley & Riley
Proses komunikasi pada model-model yang terdahulu sepertinya mengasumsikan terjadinya suatu kevakuman social dimana pengaruh lingkungan tidak perlu dipersoalkan. Hal ini dikritik oleh Jhon W Riley dan Mathilda W Riley (1959) dalam tulisannya tentangMass Communication and The Social System.
Manusia, menurut mereka, sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau system dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengalaman terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis. Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak langsung bereaksi begitu saja. Ada factor-faktor luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya. Factor-faktor yang dimaksud adalah terutaman berkaitan dengan peran dari kelompok primer (misalnya keluarga)dan kelompok lainnya yang menjadi rujukan (referensi) dari si komunikan. Nilai-nilai yang berlaku pada kelompok primer dan kelompok rujukan inilah yang lazimnya mempengaruhi komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Hal ini terjadi karena umumnya orang yang akan selalu berusaha agar sikap dan tindakannya tidak teralu menyimpang dari nilai-nilai kelompok dilingkungannya.
Model komunikasi dari Rilay dan Riley ini dapat digambarkan sebagai berikut:

C : Communicator (Komunikator)
R : Receiver (Penerima/Komunikan)
Massage : Pesan
Primary Group : kelompok primer seperti keluarga
Large Social Structure : Struktur Sosial yang Lebih Besar



C.    Model Newcomb
Model Komunikasi yang dikembangkan Newcomb merupakan model komunikasi antar pribadi. Melalui modelnya ini newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka.
Menurut model newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau situasi: “Seimbang” dan “tidak seimbang”. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi apabila dua orang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap hal /objek yang dibicaraka. Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap diantara kedua orang tersebut. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini terjadi, umumnya masing-masing pihak berupaya untuk mengurangi perbedaan sehingga keadaan “relative seimbang” bisa tercapai. Sementara kalau keadaan seimbang terjadi masing-masing pihak berusaha untuk terus mempertahankannya. Menjaga keseimbangan ini lah yang menurut newcomb merupakan hakekat utama dari komunikasi antar pribadi.



D.    Model  Komunikasi Shannon dan Weaver
Model komunikasi dari Shannon dan Weaver melibatka 7 (tujuh) komponen komunikasi. Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah Information source (sumber informasi), massage (pesan), transmitter (alat/saluran penyampaian), signal(tanda,sinyal), Receiver (penerima), destination (sasaran atau tujuan),  noise source(sumber gangguan). Gambaran proses komunikasi menurut model ini adalah sebagai beriku :

I – S          : Information Source (Sumber Informasi)
M   : Massage (Pesan)
T    : Transmitter (Alat/Saluran Penyampaian)
S    : Signal (sinyal, tanda-tanda)
R – S         : Received Signal (sinyal yang diterima)
R   : Receiver (Penerima)
D   : Destination (Sasaran, Tujuan)
N – S         : Noise Source (Sumber Gangguan)

Gambar model komunikasi dari Shannon dan weaver diatas menjelaskan bahwa proses komunikasi dimulai dengan adanya suatu sumber informasi. Sumber informasi tersebut kemudian membentuk pesan atau serangkaian pesan untuk dikomunikasikan. Tahap berikutnya adalah pengolahan pesan kedalam tanda-tanda atau lambing-lambang dan disampaikan melalui transmitter atau saluran kepada penerima sasaran. Pihak penerima selanjutnya akan menginterprestasikan tanda-tanda atau lambing-lambang tersebut sehingga menghasilkan sesuatu. Hasilnya disebut oleh Shannon dan weaver sebagai destination. Dalam prakteknya, proses penyampaian pesan ini juga tidak terlepas dari adanya gangguan (noise). Apabila gangguan tersebut tidak dapat diatasi maka makna atau arti pesan yang ditangkap oleh penerima, kemungkinan berbeda dengan makna atau arti pesan yang dimaksud oleh sumber pengirim.

Sumber : Modul Pengantar Ilmu Komunikasi (Sasa Djuarsa Senjaya)

MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI

Model Pengaruh Komunikasi

Nama    : Achmad Yani
Nim      : 1410121075
Jurusan : Komunikasi (Broadcasting)
MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI

A. Model “Stimulus-Response”

Model “Stimulus Response”  (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih popular dengan sebutan model S-R menjelaskan pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (Receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut :

S ---- O ---- R
Sebagaimana terlihat pada gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting : stimulus (S), yakni pesan; Organisme (O), dalam hal ini pihak penerima (Receiver); dan Response (R), yakni akibat atau pengarah yang terjadi.
Model S-R ini ada kaitannya dengan model “jarum suntik” yang berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum suntik yang disuntikkan kepada tubuh khalayak, sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya. Asumsi mengenaik kekuatan pengaruh dari media massa ini didasarkan atas pemikiran bahwa masyarakat, ibarat atom-atom social merupakan sekumpulan individu-individu yang terpisah-pisah dan bertingk ah laku sesuai dengan keiinginannya. Dalam yang atomistis demikian, kendala-kendala social jarang terjadi dan pengaruh dari ikatan social sangat kecil.
Model S-R ini kemudian banyak dikritik, karena masyarakat dalam menerima pesan dari media massa dipandang tidak bersikap dan tidak bertindak pasif, melainkan aktif dan selektif. Atas hal tersebut DeFleur kemudian melakukan modifikasi terhadap model S-R. Menurut DeFleur , penerimaan khalayak atas berbagai stimulus yang disampaikan melalui media massa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Karena, setiap orang mempunyai karakteristik personalitas sendiri-sendiri. Hal ini berarti, bahwa pengaruh yang terjadi ( tidak semata-mata diakibatkan oleh stimulus, tetapi juga ditentukan oleh factor-faktor personalitas. Denga kata lain meskipun pesa (stimulus) yang disampaikan menia massa sama, namun akibat yang terjadi dikalangan khalayak akan berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.



B. Model Pengaruh Psikologi TV dari Comstock

Model dibuat oleh Comstock ini secara khusus mengungap tentang pengaruh televisi terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perseorangan yang dapat menimbulkan konsikuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian tv tidak hanya dipandang mempu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (rangsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.
Gambaran mengenai proses pengaruh tv menurut model ini adalah sebagai berikut : apabila seseorang menonton acara tv yang menggambarkan suatu tingkah laku tertentu maka ia akan mendapatkan masukan-masukan (inputs) yang berkaitan dengan tingkah laku. Masukan utama adalah gambaran mengenai aksi tertentu (tv act). Masukan-masukan lainnya mencakup tingkat kesenangan, getaran yang ditimbulkan dari penonton (arousal), untuk daya tarik (attractiveness), minat atau kepentingan (interest) dan motivasi (motivation) untuk bertindak sesuai dengan apa yang disajikan dalam acara televisi tersebut (semuanya ini secara kolektif disebut dengan tv arousal) , serta aksi-aksi alternative atau bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang ditayangkan tv dalam konteks yang sama. Disamping itu ada dua factor lainnya yang menjadi masukan yakni : persepsi mengenai akibat bagaimana digambarkan pada tv (tv perceived consequences), dan persepsi mengenai realitas dari apa yang digambarkan dalam tv (tv perceived reality).
Proposisi utama dari model ini adalah : suatu gambaran mengenai tingkah laku yang disampaikan tv akan mendorong khalayak untuk cenderung mempelajarinya. Semakin menonjol atau dianggap penting (secara psikologis) gambaran tingkah laku seseorang , semakin kuat getaran yang muncul (arousal), dan semakin kuat pengaruhnya terhadap pembentukan tingkah laku dari orang tersebut. Gambaran model pengaru tv dari Comstock ini adalah sebagai berikut :

Keterangan Gambar
Tv Act                                           : setiap bentuk tingkah laku yang digambarkan dalam tv
Inputs                                            : masukan berupa pesan dan atribut yang menyertainya
Tv arousal                                      : getaran yang meransang munculnya motivasi penonton untuk meniru/melakukan tingkah laku yang digambarkan dalam Tv
Tv Perceived Consuquences         : persepsi mengenai akibat dari tingkah laku sebagaiman yang digambarkan dalam Tv
Tv perceived reality                      : persepsi mengenai realitas dari tingkah laku sebagaiman yang digambarkan dalam Tv
Tv Alternatives                             : Tingkah laku social lainnya yang digambarkan Tv
P Tv Act                                        : kemungkinan ditirunya tingkah laku yang digambarkan dalam Tv
Oppoturnity                                  : kesempatan/peluang untuk melakukan tingkah laku yang digambarkan dala Tv dalam kehidupan sehari-hari
Display Behavior                          : penampilan tingkah laku social sebagaimana digambarkan melalui Tv dalam kehidupan sehari-hari
P=0                                                : kemungkinan tidak ada (nol)
P 0                                                 : Kemungkinan ada
NO                                                : kesempatan/peuang tidak ada
Point of entery                              : Titik Masuk atau jalur masuk


 C. Model Komunikasi Dua Tahap

Model dari Katz dan Lazarsfeld disebut dengan “Two Step Flow Model Of Communication” (Model Komunikasi Bertahap Dua), menjelaskan proses pengaruh penyebaran informasimelalui media massa kepada khlayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan demikian melalui perantara yakni sekelompok orang yang termasuk “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh penyebarab informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap : pertama, informasi mengalir dari media massa kepara pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat kesejumlah orang yang mendaji pengikutnya. Model ini dapat digambarkan demikian :

Keterangan gambar
1, 2, 3, 4         : pemuka pendapat
0                             : para individu yang mempunyai hubungan dengan pemuka pendapat
Asumsi-asumsi yang melatar belakangi model komunikasi dua tahap ini adalah :
(1)   Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan aktif berinteraksi atau sama lainnya, dan menjadi anggota dari satu atau beberapa kelompok social.
(2)   Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan media massa tidak terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan-hubungan social.
(3)   Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekelompok orang yang aktif menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan rujukan informasi yang berpengaruh.

     D.Model Spiral Keheningan

Model spiral keheningan (The Spiral Of Silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noeile Neumann (1974), juga menjelaskan tntang dampak penyebaran informasi melalui media massa.
Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada dilingkungan masyarakat sekitarnya. Gambar mengenai model ini adalah sebagai berikut :


Asumsi dari model ini, sebagai mana terlihat dari gambar diatas adalah bahwa semakin sering media massa mengemukakan pendapat yang dominan dikalangan masyarakat, semakin memudar atau melemah pendapat-pendapat dikalangan masyarakat yang menentang pendapat dominan sebagaimana dikemukakan media massa. Jumlah orang yang secara terbuka yang menentang pendatapat dominan yang dikemukakan media massa akan semakin mengecil. Dengan kata lain, suara-suara yang menentang akan semakin hening. Asumsi ini dapat didasarkan pada pertimbangan bahwa pada dasarnya, kebanyakan orang dalam masyarakat cenderung tidak mau mengisolasikan dirinya dan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu biarpun seseorang punya sikap atau pendapat yang berlainan, ia akan berusaha untuk tidak menentang secara terbuka sikap dan pendapat orang lain dilingkungan sekitarnya.

Sumber : Modul Pengantar Komunikasi (Sasa Djuarsya Senjaya)

Defenisi Ilmu

Defenisi Ilmu


Nama    : Achmad Yani
Nim      : 1410121075
jurusan : KOmunikasi (Broadcasting)


# NS. ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Jadi, menurut NS. ASMADI dalam pencapaian sebuah ilmu,terkandung begitu banyak proses, dalam perjanannya,serangkaian proses ini menjadikannya lebih kongkrit dan komprehensif.


# DR. H. M. GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia
dari penjelasan beliau, dapat kita simpulkan bahwa ilmu adalah wacana dalam alam ide manusia yang sifatnya terbatas.


#The Liang Gie
Ilmu ialah serangkaian aktivitas manusia yang sifatnya rasional & kognitif dengan metode yang berupa prosedur & langkah-langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis guna untuk mencapai kebenaran & mendapatkan pemahaman serta penjelasan yang benar.
sesuai dengan penjelasannya, ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang sistemik yang bertujuan untuk mengubah sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret


#Karl Pearson
Ilmu ialah keterangan yang stabil & komprehensif tentang suatu fakta dari pengalaman dengan istilah yang sederhana.
jadi, proses penyederhanaan fakta fakta yang di kaji agar dapat dimengerti secara generous.


#fanasyef
ilmu merupakan pengetahuan manusia tentang alam, pikiran dan masyarakat. Beliau mencerminkan alam & berbagai konsep, kategori & hukum-hukum, yang mana ketetapan & kebenarannya diuji oleh pengalaman praktis.
jadi ilmu adalah kumpulan pengetahuan manusia terhadap beberapa aspek yang telah diuji dan menjadikannya sebuah fakta yang komprehensif.

Face Negotiation Theory

Face Negotiation Theory


Nama     : Achmad Yani
Nim       : 1410121075
jurusan  : Komunikasi (Broadcasting)
Face Negotiaton Theory

Defenisi

     Face Negotiation Theory dikemukakan pertama kali oleh Stella Ting-Toomey pada tahun 1985. Ting-Toomey merupakan salah satu kolega dari Gudykunst di California State University, Fulleton. Teori ini membantu mengelola konflik budaya yang berbeda dalam aspek komunikasi, selain itu teori ini dikembangkan sebagai cara untuk memprediksi bagaimana seseorang akan menyempurnakan identitas mereka (facework) dalam kebudayaan yang berbeda.
    Konflik yang terjadi ketika individu atau kelompok memiliki wajah mereka terancam. ada berbagai strategi dan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana mengelola identitas budaya. Ting-Toomey yang mengatakan bahwa dalam kolektivitas budaya, menghadapi kelompok yang lebih penting dari pada wajah setiap individu dalam grup tersebut. dalam individualis budaya, wajah masing-masing adalah lebih penting daripada muka grup.
   Disamping itu, ada kekuatan besar dan kecil yang terkait dengan jarak masing-masing kebudayaan. sebagian kecil daya jarak budaya percaya bahwa adalah kewenangan yang diperoleh, daya yang didistribusikan sama, dan semua orang dari hal-hal pendapat individu sangat dihargai. kekuatan besar dalam jarak budaya, adalah warisan otoritas, kuasa dari atas ke bawah.

Asumsi Teori
   Ada 6 asumsi teori yaitu :
1. Komunikasi disebuah budaya didasarkan pada menjaga wajah dan negosiasi.
2. Wajah yang bermasalah ketika identitas adalah pertanggungjawaban.
3. Perbedaan individualistis vs colectivistic besar dan kecil dibandingkan dengan daya jarak budaya profoundly bentuk wajah manajemen.
4. individualis budaya sendiri lebih berorientasi facework, colectivistic dan budaya lainnya lebih berorientasi fecework.
5. kecil daya jarak budaya yang lebih "individu yang sama" kerangka kerja, sedangkan daya besar jarak budaya lebih suka kerangka hirarkis.
6. kompetensi dalam komunikasi antar adalah puncak pengetahuan dan mindfulness.

   Terdapat empat dimensi krusial yang dapat untuk memperbandingkan budaya-budaya, yaitu :
1. jarak kekuasaan (power distance)
2. maskulinitas
3. penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance)
4. individualisme

   Ketika facework berbeda, gaya penanganan konflik juga beragam
Konsep
Budaya Individualis
Budaya Kolektivis
Diri
Sebagai dirinya sendiri
Sebagai bagian kelompok
Tujuan
Tujuan diperuntukkan kepada pencapaian kebutuhan diri
Tujuan diperuntukkan kepada pencapaian kebutuhan kelompok
Kewajiban
Melayani diri sendiri
Melayani kelompok/orang

   Terdapat perbedaan penting diantara budaya individualis dan budaya kolektivis. perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri, tujuan-tujuan dan kewajiban.
   
   Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut :
1. avoiding (penghindaran) - saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan saya dengan anggota kelompok.
2. obliging (keharusan) - saya akan menyerah kepada kebijakan anggota kelompok.
3. compromising - saya akan menggunakan, memberi, dan menerima sedemikian, sehingga suatu kompromi bisa dibuat.
4. dominating - saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendakku.
5. integrating - saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk memecahkan masalah bersama-sama.







Sumber : cetakan 1 -  Teori komunikasi - H. Syaiful Rohim,M.Si. - Teori-teori dalam komunikasi antar budaya hal 202

Model Komunikasi Linear dan Sirkuler

Model Komunikasi Linear dan Sirkuler

Nama    : Achmad yani
Nim       : 1410121075
Jurusan : Komunikasi (Broadcasting)

MODEL KOMUNIKASI

LINEAR
Cloude shanon, seorang ilmuwan Bell Laboratories yang juga Proffessor di Massachussetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation, mendiskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah. pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci : sumber(source), pesan(massage) dan penerima(receiver). Adapun konseptualisasi dari model komunikasi linear ini sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGxwtgBlljuP_W5Lue5PqSwoF6TW1E6VTXeoHu2pRUNw_1JgxPLuzNhKs2f2xj4CtHyy8nAjPUMZxGlipcm4Rcd26CHZyjZ3r9kj17OZ-9UlKnPkhgxYs8P7fheCVolZBCeedVr7ZY_NDd/s640/Untitled.jpg
Gambar 1
(sumber West Turner 2007:11)

Dari Gambar tersebut dapat kita lihat bagaimana proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. dalam model komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan (noise). ada empat jenis gangguan, pertama gangguan semantik yang berhubungan jargon atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perseorangan dan kelompok, misalnya istilah-istilah dalam dunia kedokteran. kedua gangguan fisik/eksternal adalah gangguan yang berada diluar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam penerimaan pesan. ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain terhadap pesan itu sendiri. empat gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. gangguan semacam ini akan muncul apabila anda sebagai pembicara sedang sakit,lelah atau lapar.

SIRKULER

Model Proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan scrhamm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan komunikan/penerima.
Proses komunikasi dapat digambarkan demikian: pertama, pelakukomunikasi yang pertamakali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan(encoding) dan menyampaikannya melalui satu saluran komunikasi tertentu pada lawan komunikasinya yang bertindak sebagai komunikan/penerima. saluran komunikasi yang dipergunakan bermacam-macam. misalnya : telepon, surat, atau kalau bentuk komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara. kedua, pihak penerima kemudian setelah menerima pesan akan mengartikan(decoding) dan menginterprestasikan(interpreting) pesan yang diterimanya. apabila ia (komunikan) mempunyai tanggapan atau reaksi , maka selanjutnya ia akan membentuk pesan (encoding)  dan menyampaikannya kembali. kali ini pihak sumber, dan tanggapan atau reaksinya disebut sebagai umpan balik. ketiga pihak sumber/ komunikator yang pertama sekarang berindak sebagai penerima/komunikan. ia akan mengartika dan menginterprestasikan pesan yang diterimanya, dan kalau ada tanggapan/reaksi, kembali ia akan membentuk p Model Komunikasi Linear dan Sirkuler

MODEL KOMUNIKASI

LINEAR
Cloude shanon, seorang ilmuwan Bell Laboratories yang juga Proffessor di Massachussetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation, mendiskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah. pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci : sumber(source), pesan(massage) dan penerima(receiver). Adapun konseptualisasi dari model komunikasi linear ini sebagai berikut:

Gambar 1
(sumber West Turner 2007:11)

Dari Gambar tersebut dapat kita lihat bagaimana proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. dalam model komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan (noise). ada empat jenis gangguan, pertama gangguan semantik yang berhubungan jargon atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perseorangan dan kelompok, misalnya istilah-istilah dalam dunia kedokteran. kedua gangguan fisik/eksternal adalah gangguan yang berada diluar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam penerimaan pesan. ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain terhadap pesan itu sendiri. empat gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. gangguan semacam ini akan muncul apabila anda sebagai pembicara sedang sakit,lelah atau lapar.

SIRKULER

Model Proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan scrhamm ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan komunikan/penerima.
Proses komunikasi dapat digambarkan demikian: pertama, pelakukomunikasi yang pertamakali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan(encoding) dan menyampaikannya melalui satu saluran komunikasi tertentu pada lawan komunikasinya yang bertindak sebagai komunikan/penerima. saluran komunikasi yang dipergunakan bermacam-macam. misalnya : telepon, surat, atau kalau bentuk komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara. kedua, pihak penerima kemudian setelah menerima pesan akan mengartikan(decoding) dan menginterprestasikan(interpreting) pesan yang diterimanya. apabila ia (komunikan) mempunyai tanggapan atau reaksi , maka selanjutnya ia akan membentuk pesan (encoding)  dan menyampaikannya kembali. kali ini pihak sumber, dan tanggapan atau reak Model Komunikasi Linear dan Sirkuler

MODEL KOMUNIKASI

LINEAR
Cloude shanon, seorang ilmuwan Bell Laboratories yang juga Proffessor di Massachussetts Institute of Technology dan Warren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation, mendiskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah. pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci : sumber(source), pesan(massage) dan penerima(receiver). Adapun konseptualisasi dari model komunikasi linear ini sebagai berikut:

Gambar 1
(sumber West Turner 2007:11)

Dari Gambar tersebut dapat kita lihat bagaimana proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi. saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indra baik penglihatan, pendengaran, penciuman dan yang lainnya. dalam model komunikasi ini juga dijelaskan mengenai gangguan (noise). ada empat jenis gangguan, pertama gangguan semantik yang berhubungan jargon atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perseorangan dan kelompok, misalnya istilah-istilah dalam dunia kedokteran. kedua gangguan fisik/eksternal adalah gangguan yang berada diluar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam penerimaan pesan. ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain terhadap pesan itu sendiri. empat gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. gangguan semacam ini akan muncul apabila anda sebagai pembicara sedang sakit,lelah atau lapar.


tugas teori komunikasi 1
Nama   : Achmad Yani
Nim      : 1410121075
Teori komunikasi 1



PENGERTIAN ILMU MENURUT  MINTO RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji

PENGERTIAN ILMU MENURUT  POPPER
ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.

PENGERTIAN ILMU MENURUT  DR. H. M. GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia

PENGERTIAN ILMU MENURUT  M. IZUDDIN TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya

PENGERTIAN ILMU MENURUT  THOMAS KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya

PENGERTIAN ILMU MENURUT  Dr. MAURICE BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.


Dari semua Pendapat tentang Pengertian Ilmu di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Sumber : pengertianbahasa.blogspot.co.id


Kamis, 21 April 2016

model schramm

Nama                    : Achmad yani
Prodi                     : Komunikasi
Konsentrasi        : Broadcasting
Fakultas               : Ekonomi dan Ilmu-ilmu Sosial
Kampus                : Universitas Fajar
Tugas                    : Teori Komunikasi

Model Schramm
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur:
  1. Sumber (Source)
Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis, memberi isyarat), atau organisasi komunikasi (surat kabar, penerbit, tv, dsb).
  1. Pesan (Message)
Dapat berupa tinta pada kertas, gelombang suara di udara, dsb.
  1. Sasaran (Destination).
    Individu yang mendengarkan, menonton atau membaca.
Model Linear (satu arah) Schramm
Model Kedua Schramm
Model ini merupakan pengembangan dari model Shannon-Weaver.
Schramm menekankan komunikasi sebagai proses yang memiliki tujuan untuk membangun kesamaan antara sumber dan penerima pesan.
Model Sirkuler (dua arah) Schramm
Model Pertama Schramm
Pada model kedua ini Schramm memperkenalkan konsep baru komunikasi, field experience. Field experience ini merajuk pada kesamaan latar belakang dan pengalaman (seperti kesamaan bahasa dan kultur) antara pengirim dan penerima pesan. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan.
Model Ketiga Schramm
https://commsciencegroup.files.wordpress.com/2012/10/model-3.png?w=500&h=283
Kelebihan dari Model Schramm
  • Memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagi sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran.
  • Menganggap komunikasi sebagai informasi dengan kedua pihak yang menyandih, menafsirkan, menyadi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
  • Model ini memiliki unsur “field of experience” yang tidak dimiliki oleh model lain.
Kekurangan dari Model Schramm
  • Di dalam setiap konsep model yang ia buat, selalu menunjukkan perubahan dan perkembangan yang relevan terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
Sumber by: