Model Pengaruh Komunikasi
Nama : Achmad Yani
Nim : 1410121075
Jurusan : Komunikasi (Broadcasting)
MODEL-MODEL PENGARUH KOMUNIKASI
A. Model “Stimulus-Response”
Model “Stimulus Response” (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih popular dengan sebutan model S-R menjelaskan pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (Receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “stimulus” (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut :
S ---- O ---- R
Sebagaimana terlihat pada gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting : stimulus (S), yakni pesan; Organisme (O), dalam hal ini pihak penerima (Receiver); dan Response (R), yakni akibat atau pengarah yang terjadi.
Model S-R ini ada kaitannya dengan model “jarum suntik” yang berpandangan bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung kepada khalayaknya. Isi media massa diibaratkan sebagai jarum suntik yang disuntikkan kepada tubuh khalayak, sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya. Asumsi mengenaik kekuatan pengaruh dari media massa ini didasarkan atas pemikiran bahwa masyarakat, ibarat atom-atom social merupakan sekumpulan individu-individu yang terpisah-pisah dan bertingk ah laku sesuai dengan keiinginannya. Dalam yang atomistis demikian, kendala-kendala social jarang terjadi dan pengaruh dari ikatan social sangat kecil.
Model S-R ini kemudian banyak dikritik, karena masyarakat dalam menerima pesan dari media massa dipandang tidak bersikap dan tidak bertindak pasif, melainkan aktif dan selektif. Atas hal tersebut DeFleur kemudian melakukan modifikasi terhadap model S-R. Menurut DeFleur , penerimaan khalayak atas berbagai stimulus yang disampaikan melalui media massa berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Karena, setiap orang mempunyai karakteristik personalitas sendiri-sendiri. Hal ini berarti, bahwa pengaruh yang terjadi ( tidak semata-mata diakibatkan oleh stimulus, tetapi juga ditentukan oleh factor-faktor personalitas. Denga kata lain meskipun pesa (stimulus) yang disampaikan menia massa sama, namun akibat yang terjadi dikalangan khalayak akan berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.
B. Model Pengaruh Psikologi TV dari Comstock
Model dibuat oleh Comstock ini secara khusus mengungap tentang pengaruh televisi terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perseorangan yang dapat menimbulkan konsikuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian tv tidak hanya dipandang mempu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (rangsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.
Gambaran mengenai proses pengaruh tv menurut model ini adalah sebagai berikut : apabila seseorang menonton acara tv yang menggambarkan suatu tingkah laku tertentu maka ia akan mendapatkan masukan-masukan (inputs) yang berkaitan dengan tingkah laku. Masukan utama adalah gambaran mengenai aksi tertentu (tv act). Masukan-masukan lainnya mencakup tingkat kesenangan, getaran yang ditimbulkan dari penonton (arousal), untuk daya tarik (attractiveness), minat atau kepentingan (interest) dan motivasi (motivation) untuk bertindak sesuai dengan apa yang disajikan dalam acara televisi tersebut (semuanya ini secara kolektif disebut dengan tv arousal) , serta aksi-aksi alternative atau bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang ditayangkan tv dalam konteks yang sama. Disamping itu ada dua factor lainnya yang menjadi masukan yakni : persepsi mengenai akibat bagaimana digambarkan pada tv (tv perceived consequences), dan persepsi mengenai realitas dari apa yang digambarkan dalam tv (tv perceived reality).
Proposisi utama dari model ini adalah : suatu gambaran mengenai tingkah laku yang disampaikan tv akan mendorong khalayak untuk cenderung mempelajarinya. Semakin menonjol atau dianggap penting (secara psikologis) gambaran tingkah laku seseorang , semakin kuat getaran yang muncul (arousal), dan semakin kuat pengaruhnya terhadap pembentukan tingkah laku dari orang tersebut. Gambaran model pengaru tv dari Comstock ini adalah sebagai berikut :
Keterangan Gambar
Tv Act : setiap bentuk tingkah laku yang digambarkan dalam tv
Inputs : masukan berupa pesan dan atribut yang menyertainya
Tv arousal : getaran yang meransang munculnya motivasi penonton untuk meniru/melakukan tingkah laku yang digambarkan dalam Tv
Tv Perceived Consuquences : persepsi mengenai akibat dari tingkah laku sebagaiman yang digambarkan dalam Tv
Tv perceived reality : persepsi mengenai realitas dari tingkah laku sebagaiman yang digambarkan dalam Tv
Tv Alternatives : Tingkah laku social lainnya yang digambarkan Tv
P Tv Act : kemungkinan ditirunya tingkah laku yang digambarkan dalam Tv
Oppoturnity : kesempatan/peluang untuk melakukan tingkah laku yang digambarkan dala Tv dalam kehidupan sehari-hari
Display Behavior : penampilan tingkah laku social sebagaimana digambarkan melalui Tv dalam kehidupan sehari-hari
P=0 : kemungkinan tidak ada (nol)
P 0 : Kemungkinan ada
NO : kesempatan/peuang tidak ada
Point of entery : Titik Masuk atau jalur masuk
C. Model Komunikasi Dua Tahap
Model dari Katz dan Lazarsfeld disebut dengan “Two Step Flow Model Of Communication” (Model Komunikasi Bertahap Dua), menjelaskan proses pengaruh penyebaran informasimelalui media massa kepada khlayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan demikian melalui perantara yakni sekelompok orang yang termasuk “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian proses pengaruh penyebarab informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap : pertama, informasi mengalir dari media massa kepara pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat kesejumlah orang yang mendaji pengikutnya. Model ini dapat digambarkan demikian :
Keterangan gambar
1, 2, 3, 4 : pemuka pendapat
0 : para individu yang mempunyai hubungan dengan pemuka pendapat
Asumsi-asumsi yang melatar belakangi model komunikasi dua tahap ini adalah :
(1) Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan aktif berinteraksi atau sama lainnya, dan menjadi anggota dari satu atau beberapa kelompok social.
(2) Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan media massa tidak terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan-hubungan social.
(3) Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekelompok orang yang aktif menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan rujukan informasi yang berpengaruh.
D.Model Spiral Keheningan
Model spiral keheningan (The Spiral Of Silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth Noeile Neumann (1974), juga menjelaskan tntang dampak penyebaran informasi melalui media massa.
Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada dilingkungan masyarakat sekitarnya. Gambar mengenai model ini adalah sebagai berikut :
Asumsi dari model ini, sebagai mana terlihat dari gambar diatas adalah bahwa semakin sering media massa mengemukakan pendapat yang dominan dikalangan masyarakat, semakin memudar atau melemah pendapat-pendapat dikalangan masyarakat yang menentang pendapat dominan sebagaimana dikemukakan media massa. Jumlah orang yang secara terbuka yang menentang pendatapat dominan yang dikemukakan media massa akan semakin mengecil. Dengan kata lain, suara-suara yang menentang akan semakin hening. Asumsi ini dapat didasarkan pada pertimbangan bahwa pada dasarnya, kebanyakan orang dalam masyarakat cenderung tidak mau mengisolasikan dirinya dan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu biarpun seseorang punya sikap atau pendapat yang berlainan, ia akan berusaha untuk tidak menentang secara terbuka sikap dan pendapat orang lain dilingkungan sekitarnya.
Sumber : Modul Pengantar Komunikasi (Sasa Djuarsya Senjaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar