Senin, 18 Juli 2016

Face Negotiation Theory

Face Negotiation Theory


Nama     : Achmad Yani
Nim       : 1410121075
jurusan  : Komunikasi (Broadcasting)
Face Negotiaton Theory

Defenisi

     Face Negotiation Theory dikemukakan pertama kali oleh Stella Ting-Toomey pada tahun 1985. Ting-Toomey merupakan salah satu kolega dari Gudykunst di California State University, Fulleton. Teori ini membantu mengelola konflik budaya yang berbeda dalam aspek komunikasi, selain itu teori ini dikembangkan sebagai cara untuk memprediksi bagaimana seseorang akan menyempurnakan identitas mereka (facework) dalam kebudayaan yang berbeda.
    Konflik yang terjadi ketika individu atau kelompok memiliki wajah mereka terancam. ada berbagai strategi dan faktor-faktor yang mempengaruhi bagaimana mengelola identitas budaya. Ting-Toomey yang mengatakan bahwa dalam kolektivitas budaya, menghadapi kelompok yang lebih penting dari pada wajah setiap individu dalam grup tersebut. dalam individualis budaya, wajah masing-masing adalah lebih penting daripada muka grup.
   Disamping itu, ada kekuatan besar dan kecil yang terkait dengan jarak masing-masing kebudayaan. sebagian kecil daya jarak budaya percaya bahwa adalah kewenangan yang diperoleh, daya yang didistribusikan sama, dan semua orang dari hal-hal pendapat individu sangat dihargai. kekuatan besar dalam jarak budaya, adalah warisan otoritas, kuasa dari atas ke bawah.

Asumsi Teori
   Ada 6 asumsi teori yaitu :
1. Komunikasi disebuah budaya didasarkan pada menjaga wajah dan negosiasi.
2. Wajah yang bermasalah ketika identitas adalah pertanggungjawaban.
3. Perbedaan individualistis vs colectivistic besar dan kecil dibandingkan dengan daya jarak budaya profoundly bentuk wajah manajemen.
4. individualis budaya sendiri lebih berorientasi facework, colectivistic dan budaya lainnya lebih berorientasi fecework.
5. kecil daya jarak budaya yang lebih "individu yang sama" kerangka kerja, sedangkan daya besar jarak budaya lebih suka kerangka hirarkis.
6. kompetensi dalam komunikasi antar adalah puncak pengetahuan dan mindfulness.

   Terdapat empat dimensi krusial yang dapat untuk memperbandingkan budaya-budaya, yaitu :
1. jarak kekuasaan (power distance)
2. maskulinitas
3. penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance)
4. individualisme

   Ketika facework berbeda, gaya penanganan konflik juga beragam
Konsep
Budaya Individualis
Budaya Kolektivis
Diri
Sebagai dirinya sendiri
Sebagai bagian kelompok
Tujuan
Tujuan diperuntukkan kepada pencapaian kebutuhan diri
Tujuan diperuntukkan kepada pencapaian kebutuhan kelompok
Kewajiban
Melayani diri sendiri
Melayani kelompok/orang

   Terdapat perbedaan penting diantara budaya individualis dan budaya kolektivis. perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri, tujuan-tujuan dan kewajiban.
   
   Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut :
1. avoiding (penghindaran) - saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan saya dengan anggota kelompok.
2. obliging (keharusan) - saya akan menyerah kepada kebijakan anggota kelompok.
3. compromising - saya akan menggunakan, memberi, dan menerima sedemikian, sehingga suatu kompromi bisa dibuat.
4. dominating - saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendakku.
5. integrating - saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk memecahkan masalah bersama-sama.







Sumber : cetakan 1 -  Teori komunikasi - H. Syaiful Rohim,M.Si. - Teori-teori dalam komunikasi antar budaya hal 202

Tidak ada komentar:

Posting Komentar