Model Komunikasi
nama : Achmad yani
Nim : 1410121075
Jurusan : Komunikasi (Broadcasting)
MODEL DASAR KOMUNIKASI
A. Model Lasswell
Menurut Harold D Lasswell, persoalan kounikasi menyangkut 5 (lima)pertanyaan sederhana sebagai berikut :
1. WHO? (siapa?)
2. SAYS WHAT? (mengatakan apa?)
3. IN WHICH CHANNEL? (melalui saluran apa?)
4. TO WHOM? (kepada siapa?)
5. WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat apa?)
Formula lasswell tersebut diatas secara sederhana dapat digambarkan dalam model sebagai berikut :
1: Komunikator.... Analisi Sumber/Kontrol
2:Pesan................. Analisis Isi Pesan
3:Medium............. Analisis Media
4:Khalayak........... Analisis Khalayak
5:Akibat............... Analisis Dampak
Model Komunikasi Klasik dari Lasswell ini menunjukkan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihal pertama (komunikan), dan karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif ataupun negative. Dan hal ini, menurut lasswell banyak ditentukan oleh bentuk dan cara penyampaiannya. Salah satu kelemahan dari model lasswell ini adalah tidak digambarkannya unsur feedback (Umpan Balik). Sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat linear/searah.
B. Model Komunikasi Riley & Riley
Proses komunikasi pada model-model yang terdahulu sepertinya mengasumsikan terjadinya suatu kevakuman social dimana pengaruh lingkungan tidak perlu dipersoalkan. Hal ini dikritik oleh Jhon W Riley dan Mathilda W Riley (1959) dalam tulisannya tentangMass Communication and The Social System.
Manusia, menurut mereka, sebagai Homo Comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau system dengan struktur yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengalaman terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis. Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak langsung bereaksi begitu saja. Ada factor-faktor luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya. Factor-faktor yang dimaksud adalah terutaman berkaitan dengan peran dari kelompok primer (misalnya keluarga)dan kelompok lainnya yang menjadi rujukan (referensi) dari si komunikan. Nilai-nilai yang berlaku pada kelompok primer dan kelompok rujukan inilah yang lazimnya mempengaruhi komunikan dalam menentukan sikap dan tindakannya. Hal ini terjadi karena umumnya orang yang akan selalu berusaha agar sikap dan tindakannya tidak teralu menyimpang dari nilai-nilai kelompok dilingkungannya.
Model komunikasi dari Rilay dan Riley ini dapat digambarkan sebagai berikut:
C : Communicator (Komunikator)
R : Receiver (Penerima/Komunikan)
Massage : Pesan
Primary Group : kelompok primer seperti keluarga
Large Social Structure : Struktur Sosial yang Lebih Besar
C. Model Newcomb
Model Komunikasi yang dikembangkan Newcomb merupakan model komunikasi antar pribadi. Melalui modelnya ini newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antara dua individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka.
Menurut model newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai dua bentuk atau situasi: “Seimbang” dan “tidak seimbang”. Situasi komunikasi seimbang akan terjadi apabila dua orang berkomunikasi tentang suatu hal/objek sama-sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama terhadap hal /objek yang dibicaraka. Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap diantara kedua orang tersebut. Namun, apabila keadaan tidak seimbang ini terjadi, umumnya masing-masing pihak berupaya untuk mengurangi perbedaan sehingga keadaan “relative seimbang” bisa tercapai. Sementara kalau keadaan seimbang terjadi masing-masing pihak berusaha untuk terus mempertahankannya. Menjaga keseimbangan ini lah yang menurut newcomb merupakan hakekat utama dari komunikasi antar pribadi.
D. Model Komunikasi Shannon dan Weaver
Model komunikasi dari Shannon dan Weaver melibatka 7 (tujuh) komponen komunikasi. Ketujuh komponen komunikasi tersebut adalah Information source (sumber informasi), massage (pesan), transmitter (alat/saluran penyampaian), signal(tanda,sinyal), Receiver (penerima), destination (sasaran atau tujuan), noise source(sumber gangguan). Gambaran proses komunikasi menurut model ini adalah sebagai beriku :
I – S : Information Source (Sumber Informasi)
M : Massage (Pesan)
T : Transmitter (Alat/Saluran Penyampaian)
S : Signal (sinyal, tanda-tanda)
R – S : Received Signal (sinyal yang diterima)
R : Receiver (Penerima)
D : Destination (Sasaran, Tujuan)
N – S : Noise Source (Sumber Gangguan)
Gambar model komunikasi dari Shannon dan weaver diatas menjelaskan bahwa proses komunikasi dimulai dengan adanya suatu sumber informasi. Sumber informasi tersebut kemudian membentuk pesan atau serangkaian pesan untuk dikomunikasikan. Tahap berikutnya adalah pengolahan pesan kedalam tanda-tanda atau lambing-lambang dan disampaikan melalui transmitter atau saluran kepada penerima sasaran. Pihak penerima selanjutnya akan menginterprestasikan tanda-tanda atau lambing-lambang tersebut sehingga menghasilkan sesuatu. Hasilnya disebut oleh Shannon dan weaver sebagai destination. Dalam prakteknya, proses penyampaian pesan ini juga tidak terlepas dari adanya gangguan (noise). Apabila gangguan tersebut tidak dapat diatasi maka makna atau arti pesan yang ditangkap oleh penerima, kemungkinan berbeda dengan makna atau arti pesan yang dimaksud oleh sumber pengirim.
Sumber : Modul Pengantar Ilmu Komunikasi (Sasa Djuarsa Senjaya)